Ketua IITCF: Industri Pariwisata Butuh Stimulus


Seluruh industri pariwisata di ranah internasional, khususnya di Indonesia sangat terpukul atas melonjaknya wabah Covid-19 yang semakin masif. Namun, banyak pihak meyakini bahwa industri pariwisata secara perlahan akan bangkit setelah pandemi Covid-19 berlalu (Republikacoid, 2021).

Sembari menanti wabah Covid-19 selesai, pelaku pariwisata kini juga mulai mempersiapkan sejumlah paket-paket perjalanan menarik sekaligus ekonomis. Meski demikian, mereka juga berharap agar pemerintah membuat berbagai kebijakan, termasuk stimulus ekonomi, agar sektor pariwisata benar-benar bangkit nantinya.

“Pemerintah harus menginformasikan bahwa Indonesia akan aman (setelah Covid-19) dan justru jangan membuat drama berita yang malah merugikan dunia pariwisata,” kata Dyah Ratna Hartati. Pihaknya kini telah mempersiapkan sejumlah paket wisata menarik untuk wisatawan yang akan menghela nafas pasca Covid-19.

Ketua Indonesia Islamic Travel Communication Forum (IITCF) dan Adinda Azzahra Tour and Travel Priyadi Abadi berharap bahwa pemerintah turut memberikan sejumlah paket bantuan dan stimulus ekonomi. Untuk paket bantuan, ia berharap pemerintah fokus terlebih dahulu menyelamatkan manusianya, yakni para pelaku pariwisata yang sangat terdampak sejauh ini. Di antaranya, seperti pegawai biro travel, sopir biro travel, pegawai hotel, dan juga pemilik toko cendera mata.

“Coba lihat di kota-kota tujuan destinasi wisata kita seperti Bali dan Lombok. Berapa banyak mereka yang menganggur saat ini. Lebih baik dana itu untuk teman-teman pelaku pariwisata tersebut,” kata Priyadi.

Dana yang dimaksudkan oleh Priyadi adalah dana stimulus pariwisata yang seharusnya diproyeksikan untuk periode 1 Maret hingga akhir Mei. Stimulus pariwisata yang diberikan berupa diskon tiket pesawat 50% untuk penerbangan menuju 10 destinasi pilihan, termasuk stimulus dengan tidak menarik pajak hotel dan restoran di 10 destinasi pilihan itu. Dana stimulus tersebut pada dasarnya tidak akan terpakai  untuk saat ini. Sebab sejak awal Maret orang sudah enggan melakukan perjalanan lantaran sudah mewabahnya Covid-19.

Selain itu, ia juga berharap bahwa dana tersebut sebagian diperuntukkan kepada pelaku usaha biro perjalanan. Sebab, mereka tetap harus membayar gaji karyawan meski tak ada pemasukan. Ia menyarankan agar pemerintah memberikan bantuan berupa pemotongan bea pajak, listrik dan juga BPJS Ketenagakerjaan.

Setelah manusianya dan bisnisnya bisa diselamatkan, barulah pemerintah bisa fokus membangkitkan kunjungan wisata. “Mungkin pemerintah Indonesia bisa memberikan stimulus seperti waktu itu, yakni diskon tiket pesawat dan hotel,” ujarnya. Dengan langkah demikian, ia yakin kebangkitan sektor pariwisata bisa datang dalam waktu yang relatif cepat. Harapan Priyadi itu tampaknya sesuai dengan yang direncanakan pemerintah. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio, mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan tiga langkah strategis mengatasi dampak Covid-19. Mulai dari langkah tanggap darurat, pemulihan, dan normalisasi.

Di tahap tanggap darurat tersebut, Kemenparekraf akan memberikan dukungan kepada tenaga kesehatan untuk menyiapkan akomodasi, makanan, hingga transportasi. Pasalnya tenaga kesehatan saat ini tengah menjadi garda terdepan dalam penanganan kasus Covid-19 agar tidak meluas.

Sedangkan pada tahap pemulihan, Kemenparekraf akan mengidentifikasi dampak wabah Covid-19 secara detail. Selanjutnya dukungan kepada pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif akan diberikan dari sisi ketenagakerjaan, utilitas, keringanan retribusi, relaksasi pinjaman, pemanfaatan kartu prakerja, hingga pelatihan SDM secara daring.

Terakhir, tahap normalisasi. Kemenparekraf akan mempromosikan kembali destinasi wisata Indonesia di dalam dan luar negeri. Lalu akan diberikan juga insentif untuk industri pariwisata dan pelaku ekonomi kreatif. Termasuk juga mempersiapkan kembali Indonesia untuk mengikuti agenda-agenda internasional dan kalender kegiatan nasional. “Selanjutnya, kembali membenahi destinasi wisata, khususnya dari sisi keamanan dan keselamatan, sumber daya manusia, serta daya tariknya,” kata Wishnutama.

News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.