Kang Abik: Wisata Muslim Soft Diplomation Keindahan Islam


Bedah Buku ‘Muslim Traveller Solutions’ karya H Priyadi Abadi M.Par di Hotel Horison Bekasi, Jawa Barat

Pegiat dan pelancong wisata Muslim kini mengalami perkembangan yang sangat signifikan dan semakin masif di berbagai penjuru dunia. Hal ini ditandai bahwa tidak hanya di Indonesia, bahkan di Malaysia, Thailand dan negara lain juga berupaya untuk mengembangkan wisata Muslim. Hal ini atas dasar bahwa wisata Muslim memiliki efektivitas tinggi khususnya dalam pelayanannya. Selain itu hal yang paling utama adalah tetap berpegang teguh pada kebutuhan primer umat Muslim yakni shalat di masjid dan makanan halal. Sehingga hal ini membawa kenyamanan dan tidak adanya kecemasan bagi para pelancong untuk menikmati wisata Muslim di berbagai negara non-Muslim, baik di Eropa, Asia, Amerika maupun Australia.

Dalam pandangan Ketua Komisi Seni dan Budaya Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Habiburrahman El Shirzy Lc PgD, kehadiran para Muslim traveller di berbagai negara non-Muslim itu ternyata tidak hanya berarti menikmati wisata halal atau wisata Muslim. “Lebih dari itu, kehadiran para Muslim traveller di negara-negara non-Muslim juga bisa menjadi salah satu wahana soft diplomation (diplomasi secara halus) tentang keindahan ajaran Islam. Apalagi beberapa tahun terakhir ini ada beberapa peristiwa yang mencoreng nama baik Islam, terutama berupa aksi terorisme di sejumlah kota di Eropa maupun Amerika,” kata Habiburrahman El Shirazy. Budayawan dan novelis itu mengemukakan hal tersebut saat tampil sebagai narasumber pada peluncuran dan bedah buku ‘Muslim Traveller Solutions’ karya H Priyadi Abadi MPar di Hotel Horison Bekasi, Jawa Barat.

Habiburrahman menambahkan bahwa sikap dan perilaku para Muslim traveller ketika berwisata ke negara-negara non-Muslim dapat menjadi tolak ukur mengenai nilai-nilai Islam. Misalnya cara berpakaian yang rapi, sopan santun, ramah, tertib, menjaga kebersihan di hotel maupun tempat-tempat berbelanja dan obyek-obyek wisata.

“Semua itu, kata novelis yang akrab dipanggil Kang Abik itu, bisa menjadi soft diplomation bagi kalangan non-Muslim sehingga terbentuk positive mindset terhadap Islam bahwa Islam itu indah, ramah, tertib, bersih, tidak mengandung sara dan lain sebagainya. “Kita bisa menunjukkan kepada mereka sisi Islam yang sebenarnya yang selama ini tidak diketahui oleh kalangan non-Muslim khususnya di negara-negara Barat. “Ini lho, kami orang-orang Muslim. Kami tidak berbahaya lho,” papar Habiburrahman El Shirazy.

Launching dan bedah buku “Muslim Traveller Solutions” itu juga menampilkan narasumber Penasihat Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Darul Muttaqin Surabaya KH Ahmad Sofwan Ilyas Lc, Senior Muslimah Tour Leader Yulita Widiastuti, dan Direktur Utama Al-Bilad Tour Jamaluddin.

Pada kesempatan tersebut Priyadi Abadi yang juga Chairman Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) dan Adinda Azzahra Tour and Travel menyerahkan sertifikat kepada para peserta West Europe Muslim Educational Trip (WEMET) Batch II yang diselenggarakan oleh IITCF pada akhir Juli hingga awal Agustus 2016 lalu.

News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.