Banyak Travel Umroh Haji Serius Garap Wisata Muslim


Wisata Muslim Adinda Azzahra Tour and Travel Umrah Plus Turki

Sejak 27 Februari tahun 2019, Pemerintah Arab Saudi telah menutup sementara ibadah Umrah sebagai akibat dari wabah Covid-19. Ketua Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) dan Adinda Azzahra Tour and Travel, Priyadi Abadi berpendapat bahwa diberhentikannya ibadah Umrah tersebut akan menuntut para biro perjalanan Muslim mencari terobosan baru (Republikacoid, 2020). Salah satunya dengan mulai menggarap pasar wisata Muslim yakni sektor wisata yang menawarkan perjalanan wisata dengan pelayanan serba halal. “Travel Muslim harus mengakomodir kebutuhan wisatawan Muslim, sebab mereka juga butuh jalan-jalan, tidak hanya untuk ziarah Haji dan Umrah saja,” kata Priyadi.

Saat ini, sudah banyak travel Umrah Haji yang serius menggarap pasar wisata Muslim. Bahkan, mereka mengaku bahwa pasar wisata Muslim sejauh ini berjalan mulus dan menguntungkan. Salah satunya adalah Zas Holliday biro perjalanan yang berbasis di Solo, Jawa Tengah yang sudah sejak tahun 2018 telah fokus menggarap wisata Muslim. Bahkan, mereka tak lagi menggarap pasar Haji dan Umrah. Pemilik Zas Holliday, Dyah Ratna Hryati, mengatakan paket wisata Muslim tujuan luar negeri yang di tawarkan sejauh ini berjalan lancar, sebab jumlah pesaing amat minim.

“Jujur, di Solo sendiri belum banyak yang jual paket internasional wisata Muslim seperti itu. Pelaku Haji dan Umrah juga tidak banyak yang menargetkan wisata Muslim seperti kita,” paparnya.

Adapun destinasi yang kerap jadi tujuan wisatawan Muslim bersama Zas Holliday, kata Dyah, adalah Eropa dan Jepang. Selama perjalanan wisata itu, pihaknya memastikan makanan yang dikonsumsi sudah bersertifikat halal. Pihaknya juga menyediakan tempat ibadah untuk para peserta. Jika Zas Holliday hanya fokus menggarap wisata Muslim, lain halnya dengan Al Bilad Travel. Biro perjalanan Al Bilad menggarap pasar Haji dan Umrah sekaligus wisata halal. Direktur Utama Al Bilad Travel, Jamaluddin Mahmud, mengatakan pihaknya sudah menggarap sektor wisata Muslim sejak lima tahun lalu. Pendapatannya dari sektor ini terbilang cukup besar. Setiap tahun, setidaknya ada 10 grup yang dibawa ke berbagai destinasi wisata di seluruh dunia dan setiap grup berisikan 25-30 orang.

Namun, semua rencana perjalanan wisata Muslim dalam dua bulan terakhir terpaksa dibatalkan karena Covid-19. Untuk keberangkatan awal April saja, pihaknya sudah membatalkan perjalanan ke Turki, Belanda, Amerika Serikat dan Kanada. “Virus Corona ini kan berdampak ke seluruh dunia. Jadi tidak ada yang bisa dikerjakan,” kata Jamaluddin.

News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.