Koln Souvenir Jerman, Mencoba Bertahan di Tengah Ketatnya Persaingan


Chairman Indonesian Islamic Travel Commnucation Forum (IITCF) Priyadi Abadi dan pemilik Koln Sovenir, Koln, Jerman, Haschemi

Ketika para pelancong berkunjung ke kota Koln atau Cologne di Jerman, tentu mereka akan singgah di pusat keramaian kota tersebut yang ditandai dengan berdirinya Katedral menjulang tinggi bergaya gotik. Hal itu pun dilakukan oleh rombongan West European Muslim Educational Trip (WEMET) dibentuk oleh Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) yang melakukan perjalanan wisata dan edukasi ke Eropa Barat pada 28 Juli hingga 10 Agustus 2016 lalu.

Rombongan WEMET Batch II itu mampir di pusat belanja oleh-oleh kota Koln yang letaknya di dekat Katedral tersebut. “Di antara deretan toko-toko suvenir yang ada, kami menjumpai seorang Muslim keturunan Afghanistan bernama Haschemi. Ia imigran yang sudah menetap lebih dari 20 tahun di Jerman. Haschemi memiliki toko suvenir bernama Koln Souvenir,” kata Chairman Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) dan Adinda Azzahra Tour and Travel Priyadi Abadi.

Priyadi menambahkan bahwa Haschemi sangat ramah menyambut para pembeli yang datang untuk membeli beranekaragam macam suvenir yang disuguhkan di tokonya. “Terlebih setelah mengetahui bahwa kami adalah rombongan wisatawan Muslim dari Indonesia,” ujar Priyadi. Haschemi menuturkan terdapat beberapa hal yang cukup berat untuk bisa survive di salah satu negara Eropa tersebut yakni banyaknya persaingan dan pajak yang tinggi membuat ia sangat tertekan. “Ia mengatakan mungkin tahun depan akan pindah ke tempat yang harga sewanya lebih murah. Kami para rombongan tidak kuasa menahan haru mendengarkan penuturan Haschemi,” tutur Priyadi.

Ingat kota Cologne, pasti ingat 4711 tisu basah yang pernah sangat populer di indonesia di era 70-80-an. “Bagi kita yang pernah berkunjung ke pusat oleh-oleh di Koln, tentunya akan selalu teringat saudara kita Haschemi. Semoga Allah senantiasa melapangkan rezekinya,” papar Priyadi. Apalagi kata Priyadi, Haschemi mengizinkan para tamunya yang Muslim, khususnya rombongan IITCF menumpang shalat di tokonya. “Tidak mudah mencari tempat shalat di Eropa, termasuk di Jerman. Sungguh berarti kalau kita mendapatkan toko yang mengizinkan pengunjungnya melaksanakan shalat di toko tersebut,” ujar Priyadi Abadi.

News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.