Asyiknya Mengenal Masjid Tua di Turki melalui Wisata Muslim


Wisatawan Muslim, Adinda Azzahra Tour and Travel di Masjid Ulu Camii, Turki

PA| BURSA – Bursa adalah salah satu kota tua di Turki, sekaligus kota terbesar keempat setelah Istanbul, Ankara dan Izmir. Bursa adalah kota tempat Turki Utsmani atau kekhalifahan Usmaniyah berawal. Lokasi Bursa yang tak jauh dari Konstantinopel atau Istanbul telah menjadi pilihan menarik sebagai destinasi wisata Muslim.

Kafilah wisatawan Muslim dari PT. Adinda Azzahra Tour & Travel yang mengagendakan 10 hari berwisata di Turki ini mengunjungi masjid tua di Bursa, Masjid Ulu Camii. Di masjid ini, wisatawan Muslim bisa mengenal khazanah Islam masa kejayaan Islam tempo dulu. Menurut Direktur Utama, H. Priyadi Abadi, M.Par yang sekaligus sebagai tour leader perjalanan Turki ini, Masjid Ulu Camii menjadi target kunjungannya ke Turki, karena masjid ini memiliki sejarah panjang tentang Islam di Turki.

Kunjungan ke Masjid Ulu Camii ini hanya ditempuh 10 menit dari hotel tempat rombongan menginap. “Kami tiba waktu Dhuha dan sekaligus shalat Dhuha dan menggelar kajian singkat tentang sejarah Islam kaitannya dengan sejarah Masjid Ulu Camii,” tuturnya langsung dari Bursa. Priyadi menjelaskan, inilah kelebihan dari wisata Muslim di banding wisata umum. Dalam perjalanannya kita bisa menambah wawasan keislaman di destinasi yang menjadi tujuan. “Wisata Muslim bukan hanya sekadar tour tapi menambah wawasan keislaman,” papar Chairman Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF).

Menurut Priyadi, nilai plus dari wisata Muslim adalah wisatawan mendapatkan destinasi umum yang biasa ditawarkan travel umum plus destinasi Muslim sebagai upaya untuk menambah wawasan wisatawan Muslim akan khazanah Islam di mancanegara.

Kajian Dhuha di Masjid Ulu Camii, Turki

Masjid Ulu Camii dibangun atas perintah Sultan Yildirim Bayezid (Bayezid I). Sang Sultan pernah bersumpah, jika memenangkan Perang Nicopolis melawan pasukan Raja Sigismund dari Hungaria, akan membangun 20 masjid. Setelah kemenangan dicapai pada tahun 1396, para penasihatnya menyarankan untuk membangun satu masjid besar saja. Namun dengan 20 kubah sama besar. Tak ada kubah terbesar seperti masjid-masjid Turki masa setelahnya. Dua belas pilar kuat berbentuk segi empat dan dihubungkan dengan lengkungan runcing mengingatkan akan warisan arsitektur Seljuk. Di sekitar masjid ini terdapat pusat belanja dan keramaian. Pintu masuknya ada tiga. Salah satu menghadap bazaar, satu lagi ke arah pelataran dan taman kota. Masing-masing terbuat dari kayu dan kaca.

Masjid ini terdiri dari satu lantai. Mihrabnya konon salah satu yang termolek di dunia. Warna keemasan mendominasi, di bawah kaligrafi lengkung dipahat mengikuti lengkungan tersebut. Dihiasi lukisan bagai batik dan kaligrafi baik bagian samping dan atasnya.

Satu lagi keistimewaan Ulu Camii adalah seni kaligrafi yang menghiasi interior. Hampir keseluruhan dinding dan pilar dipenuhi lukisan kaligrafi. Ada 192 karya para seniman Turki Utsmani terkenal di zaman tersebut. Menjadikannya sebagai salah satu contoh kaligrafi terbaik di dunia.

News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.