Wisata Halal Berada di Titik Nadir


IHRAM.CO.ID,JAKARTA — Penggiat Wisata Muslim Priyadi Abadi mengatakan bahwa semua sektor wisata termasuk wisata halal sedang berada di titik nadir. Pemerintah diminta untuk turun tangan dengan membuat suatu program yang dapat menyelamatkan usaha para pebisnis Indonesia.

“Jadi memang sektor pariwisata saat ini bisa dikatakan berada di titik nadir,” kata Priyadi Abadi pemilik travel wisata halal Adindazzahra, saat berbincang dengan Republika belum lama ini. Menurutnya, sudah hampir satu tahun sektor usaha di bidang pariwisata umum maupun halal cukup memprihatinkan. Hal ini atas dasar bahwa beberapa negara destinasi utama menerapkan kebijakan peerbatasan bagi para wisatawan mancanegara. Untuk itu, pemerintah mesti turut serta membantu bangkitkan usaha di sektor pariwisata. “Kita berharap semua ini segera berlalu, sehingga memang diperlukan satu formula untuk menyelamatkan kondisi yang seperti ini,” katanya. Artinya semua tetap sama-sama berjuang melawan pandemi Covid-19, akan tetapi ekonomi juga harus tetap berputar. Sehingga pengusaha yang memiliki hak dan kewajibannya tetap dijalankannya sesuai ketentuan yang berlaku. “Ini sudah sampai satu tahun bukan waktu yang sebentar, mereka punya karyawan, harus bayar bayar listrik, bayar pajak. Karyawan punya keluarga artinya kebutuhan hidup jalan terus,” katanya. Menurut dia, stimulus yang telah dijalankan pemerintah ini masih harus lebih dimaksimalkan lagi. Stimulus yang diberikan pemerintah itu harus bisa menjangkau semua para pelaku semua jangan hanya bermanfaat untuk golongan tertentu, segelintir golongan atau segelintir asosiasi saja,” turutnya.

Pemerintah tidak bisa sekedar hanya memberikan stimulus dengan memberikan bantuan sosial, karena hal tersebut tidak akan efektif. Akan tetapi bagaimana pemerintah memberikan alternatif lain seperti diversifikasi usaha kepada pengusaha yang terdampak.  “Jangan hanya dikasih ikannya harus dikasih kailnya bagaimana mereka untuk bisa bertahan hidup dengan satu kegiatan yang padat karya itu,” katanya.

Menurutnya, stimulus melalui program bantuan tidak bisa dilakukan terus menerus, karena menyangkut dengan keterbatasan anggaran. Akan tetapi jika stimulus berupa program padat karya jadi program pemerintah, ketika berhasil manfaatnya akan sangat luas. “Harus mencari diversifikasi usaha seperti kita telah memanfaatkan lahan untuk bertani hidroponik, aquaponik. Mungkin itu bukan hanya menjadi satu kegiatan yang positif tetapi juga sedikitnya bisa membantu perekonomian kalau memang ini bisa berjalan berhasil,” katanya.

Maka dari itu, pemerintah perlu mendorong segala kegiatan usaha yang dilakukan oleh para pelaku wisata di bidang usaha UMKM yang melibatkan kementerian dan lembaga. Dengan demikian  para pengusaha yang terdampak Covid-19 dapat bertahan hidup. “Mungkin melibatkan departemen seperti koperasi, tenaga kerja atau perindustrian yang membangkitkan sektor-sektor industri kecil yang di luar pariwisata,” katanya. Dilibatkannya kementerian atau lembaga membantu para pengusaha yang terdampak itu agar, ekonomi pengusaha tetap berjalan dan  bisa memberikan pemasukan kepada para karyawannya. Misalnya kata dia jika ada pengusaha memiliki keahlian lain selain bidang usaha utama maka harus dibantu. “Karena jujur saja di pariwisata hari ini kita bisa dikatakan belum bisa berharap banyak,” katanya.

News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.