ADINDA| Bratislava–Mendengar Bratislava, nama kota yang terdengar asing. Ya, kota ini terletak di perbatasan antara negara Austria dan Hungaria. Berbeda dengan kota Praha yang memang sudah terkenal. Namun demikian, Bratislava tak kalah indah dengan kota-kota di Eropa.
Bratislava, ibokota Slovakia ini terletak di pinggiran Sungai Donau, kira-kira 56 kilometer di sebelah timur Wina. Kota ini hanya memiliki setengah juta penduduk. Bratislava tampak seperti sang adik jika dibandingkan dengan ibu kota-ibu kota tetangganya—Budapest, Wina, dan Praha. Namun, selama lebih dari dua abad, ia sudah menjadi ibu kota Hongaria, dan mendapat kemuliaan karena statusnya yang istimewa itu.
Bratislava yang letaknya dekat sungai Donau, sungai terpanjang kedua di Eropa. Wilayah sekitar Bratislava yang sekarang sudah sejak dahulu merupakan jalur persimpangan yang sibuk. Sekitar tahun 1500 SM, salah satu dari Amber Routes (Jalan Amber), jalur-jalur perdagangan penting yang menghubungkan Eropa sebelah utara dan selatan, melintasi kota ini.
Pada tahun 1526, Bratislava memulai peranannya sebagai ibu kota Hongaria untuk waktu yang cukup lama hingga tahun 1784. Sementara itu, campuran etnik Bratislava menjadi semakin bervariasi. Populasinya yang kebanyakan adalah orang Slavia dan Hongaria, diperkaya dengan masuknya orang Jerman dan Yahudi.
Pada awal abad ke-20, Bratislava telah menjadi sebuah kota multinasional dan multikultural. Namun, orang-orang Ceko serta Rumania (kaum Gipsi) juga punya peran penting, demikian pula dengan masyarakat Yahudi. Sebelum Perang Dunia I, hanya sekitar 15 persen penduduknya adalah orang Slovakia. Tetapi, pada tahun 1921, orang Slovakia telah menjadi kelompok populasi terbesar di antara banyak suku bangsa di kota itu.
Tak lama kemudian, awan gelap Perang Dunia II membayangi Eropa. Sejarah Bratislava pun memasuki babak menyedihkan, yang merusak keharmonisan etnik di kota itu. Pertama-tama, orang Ceko dipaksa angkat kaki. Lalu, orang Rumania dan penduduk Yahudi dideportasi, dan ribuan akhirnya menemui ajalnya di kamp-kamp konsentrasi.
Seusai Perang Dunia II, mayoritas penduduk berbahasa Jerman juga dideportasi dari kota itu. Pada akhirnya, orang-orang dari berbagai kelompok etnik ini kembali ke kampung halaman mereka, dan kehadiran mereka masih memperkaya suasana Bratislava.
Bratislava sekarang nampak indah. Dari kebunnya, kita dapat menikmati pemandangan kota yang indah terbentang di kedua sisi Sungai Donau. Di bawah bukit itu, persis di bawah daerah kastil, kita menemukan Kota Tua, pusat sejarah Bratislava. Seraya menyusuri jalan sempit yang penuh keanekaragaman, kita merasa seolah-olah hidup di abad-abad lampau.
Wisatawan juga bisa pulang membawa cendera mata yang menarik. Banyak toko yang menjual produk-produk buatan tangan, seperti taplak meja berenda yang cantik atau boneka yang mengenakan kostum nasional. Begitu juga di Pasar Alun-Alun Utama, di sana, kita dapat berbelanja seperti yang dilakukan penduduk Bratislava selama berabad-abad.
Mungkin kelak jika ingin mengunjungi Bratislava bisa menghubungi Adinda Azzahra Tour & Travel. Sebuah perusahaan jasa travel khusus destinasi Eropa yang dikemas secara islami. Selain itu juga dipandu oleh tour leader berpengalaman lebih 25 tahun yaitu H. Priyadi Abadi, M.Par.
Rombongan wisata muslim yang diselenggarakan Adinda Azzahra pada 2-13 Desember 2018 melakukan trip ke Eropa, salah satunya ke Bratislava untuk menengok keunikan ibukota kecil yang berada antara Hungaria dan Austria. [Fro]