Masjid Jami Tokyo Bergaya Arsitek Turki, Spirit Islam di Jepang

Masjid Camii Tokyo dan Turki

ADINDA | Masjid Jami Tokyo Bergaya Arsitek Turki, Spirit Islam di Jepang. Di tengah padatnya metropolitan Tokyo yang terkenal dengan hiruk-pikuk teknologi dan budaya pop, tersembunyi sebuah landmark spiritual yang menghadirkan nuansa damai dan menenangkan: Masjid Tokyo Camii, masjid terbesar dan termegah di Jepang.

Berlokasi di distrik Shibuya, tak jauh dari pusat tren anak muda di Harajuku dan Shinjuku, bangunan berkubah besar dengan menara tinggi ini tampak mencolok di antara arsitektur khas Jepang modern. Tapi, bukan cuma penampakannya yang mengagumkan—sejarah, fungsi, dan nilai budayanya menjadikan Tokyo Camii sebagai ikon penting pertumbuhan Islam di Negeri Sakura.

Asal-Usul dan Sejarah Masjid Tokyo Camii yang Sarat Makna

Masjid Tokyo Camii bukan sekadar tempat ibadah. Ia lahir dari perjuangan komunitas Muslim minoritas yang terpaksa mengungsi akibat pergolakan politik di Eropa. Sekitar tahun 1930-an, sekelompok migran Muslim Tatar yang melarikan diri dari Revolusi Komunis Rusia tiba di Jepang. Di negeri asing yang jauh dari akar budaya Islam, mereka tetap menjaga nilai-nilai keislaman dan membangun masjid pertama di Tokyo pada tahun 1938.

Bangunan aslinya sempat mengalami kerusakan akibat usia dan gempa, sebelum akhirnya direnovasi besar-besaran dan diresmikan kembali pada tahun 2000 dengan arsitektur yang lebih megah—berkat bantuan penuh dari pemerintah Turki.

masjid camii tokyo

Priyadi Abadi saat berada di Tokyo Camii Jepang

Arsitektur Gaya Ottoman yang Menghipnotis

Tak seperti kebanyakan masjid di Asia Timur yang mungkin menyesuaikan desain lokal, Tokyo Camii justru menampilkan gaya arsitektur khas Ottoman, mirip dengan Masjid Biru (Blue Mosque) di Istanbul. Mulai dari kubah besar, ukiran kaligrafi Arab, hingga menara yang menjulang tinggi—semuanya didesain oleh arsitek Turki yang secara khusus didatangkan ke Jepang. Bahan-bahan pembangunan bahkan sebagian besar diimpor dari Turki untuk menjaga keaslian konsep Ottoman.

Interior masjid ini luar biasa menawan: lantai marmer yang berkilau, lampu gantung kristal raksasa, dan dinding-dinding dengan ukiran serta kaligrafi rumit. Jika Anda masuk ke dalamnya, nuansa ketenangan langsung terasa—meski Anda berada di salah satu kota tersibuk di dunia.

Masjid Camii Tokyo dan Turki

Fungsi Ganda Masjid: Ibadah, Edukasi, dan Budaya

Bukan hanya sebagai tempat sholat Jumat dan ibadah harian umat Islam, Tokyo Camii juga menjadi pusat aktivitas budaya dan edukasi keislaman di Jepang. Masjid ini memiliki aula serbaguna yang sering dipakai untuk berbagai kegiatan, seperti:

  • Pernikahan Islami
  • Pameran seni kaligrafi
  • Pertunjukan budaya Turki
  • Kelas pembelajaran Islam dan Al-Quran
  • Program dakwah bagi Non-Muslim
  • Pelajaran Karate dan kaligrafi Arab

Anak-anak dan remaja pun aktif dalam kegiatan masjid melalui program yang diselenggarakan oleh Yuai International School, lembaga pendidikan berbasis Islam yang dikelola oleh Islamic Center of Japan (IJC) sejak tahun 1966. Di sinilah generasi muda Muslim Jepang dan diaspora dididik mengenal Islam lebih dalam sambil tetap menyatu dengan masyarakat Jepang.

masjid camii tokyo

Pengalaman Halal dan Wisata Religi di Tokyo Camii

Bagi wisatawan Muslim, Tokyo Camii tak ubahnya sebuah oasis spiritual di tengah belantara Tokyo. Selain sebagai tempat sholat, masjid ini juga menawarkan pengalaman halal yang autentik. Di lantai bawah masjid terdapat restoran kecil yang menyajikan makanan Turki asli, mulai dari kebab, roti pita, hingga baklava legit. Semua bahan dijamin halal.

Tidak ketinggalan, tersedia toko suvenir khas Turki di dalam kompleks masjid. Di sinilah pengunjung bisa membeli barang-barang seperti sajadah, tasbih, parfum non-alkohol, dan pernak-pernik Islami lainnya.

Yang menarik, setiap minggu masjid ini juga menyelenggarakan program terbuka bagi Non-Muslim untuk mengenal Islam secara langsung. Mereka diajak tur keliling masjid, belajar dasar Islam, dan berdialog dengan para pengurus masjid. Program ini terbukti efektif dalam membuka wawasan dan mempererat hubungan antar budaya di Jepang.

Islam yang Tumbuh Subur di Jepang

Meski hanya 0,1% dari populasi, komunitas Muslim di Jepang terus bertumbuh. Saat ini terdapat lebih dari 200 masjid tersebar di berbagai kota besar seperti Osaka, Kyoto, Sapporo, dan Fukuoka. Dua masjid tertua lainnya yang masih berdiri dan aktif adalah:

  • Masjid Nagoya, dibangun tahun 1931 oleh komunitas Muslim Asia Selatan
  • Masjid Kobe, berdiri sejak 1935 dan menjadi satu-satunya bangunan yang selamat saat bom menghantam Kobe pada Perang Dunia II

Bersama Masjid Tokyo Camii, ketiganya menjadi simbol eksistensi dan peran Muslim dalam masyarakat Jepang modern.

Lokasi Strategis Tokyo Camii dan Cara Menuju ke Sana

Masjid ini terletak di alamat: 1-19 Oyamacho, Shibuya City, Tokyo 151-0065, Jepang

Untuk menuju ke sana, Anda bisa naik kereta dan turun di stasiun Yoyogi-Uehara (Odakyu Line / Chiyoda Line). Dari stasiun, cukup berjalan kaki sekitar 5 menit. Letaknya sangat strategis dan mudah dijangkau, apalagi bagi wisatawan yang sedang menjelajah area Harajuku, Shibuya, atau Shinjuku.

Mengapa Tokyo Camii Wajib Masuk Daftar Destinasi Wisata Halal Anda

Tokyo Camii bukan sekadar masjid. Ia adalah:

  • Simbol keberadaan Islam di Jepang
  • Monumen sejarah migran Muslim
  • Pusat budaya dan edukasi lintas agama
  • Destinasi halal yang lengkap dengan makanan, belanja, dan wisata religi

Bagi siapa pun yang ingin mengenal Islam di Jepang secara autentik, berkunjung ke Masjid Tokyo Camii adalah pengalaman yang tak boleh dilewatkan. Baik sebagai wisatawan Muslim atau pelancong lintas budaya, masjid ini memberikan gambaran nyata tentang bagaimana Islam tumbuh dengan damai dan harmonis di tengah masyarakat Jepang yang plural.

Menginjakkan kaki di Masjid Tokyo Camii bukan hanya soal melaksanakan ibadah, tapi juga menyelami kedalaman sejarah, budaya, dan spiritualitas yang jarang ditemukan di belahan dunia lain. Di sinilah tempat Islam dan Jepang bersentuhan dalam harmoni yang menginspirasi.[]

 

News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.