Amsterdam, Sajikan Kota Sejuta Sepeda


ADINDA| Amsterdam–Kota Amsterdam merupakan kota yang unik. Tatanan kota dengan tetap mempertahankan bangunan-bangunan khas Belanda juga memberikan ruang besar bagi pengguna sepeda. Karenanya tak heran saat kami singgah di Amsterdam banyak lalu-lalang sepeda dan parkir sepeda.

Ibu kota negara Belanda ini bahkan menjadi kota terbesar pengguna sepedanya. Mulai dari remaja, bapak, ibu bahkan kakek atau nenek pun masih menggunakan sepeda dalam bertransportasi.

Kunjungan trip 10 hari ke Eropa Barat bersama Adinda Azzahra ini menyinggahi Kota Amsterdam. Di kota ini, kami singgah selama 2 malam di Hotel Schipol yang tak jauh dari Bandara Schipol. Sebelumnya, dari bandara rombongan menuju Volendam, desa nelayan yang tak jauh dari Amsterdam.

Mengunjungi Amsterdam, mata kami disuguhi pemandangan bangunan ruko-ruko dengan gaya khas Belanda. Seluruh ruko yang ada di kota ini memiliki standar yang hampir sama dalam soal modelnya.

Lebih dari seperempat jalur atau 38 persen akses transportasi di Belanda diperuntukkan untuk sepeda. Ini lebih besar dari London, Inggris yang hanya dua persen.

Seperti dilansir the Guardian, pada awal abad ke-20, sepeda dianggap sebagai transportasi paling tehormat untuk pria dan wanita di Belanda. Namun, ketika perekonomian di Belanda mulai booming diera pascaperang, semakin banyak orang yang mampu membeli mobil. Pengambil kebijakan di Dewan Kota melihat mobil sebagai kendaraan masa depan.

Lingkungan Amsterdam kemudian hancur hanya karena membuat jalan untuk para pengendara motor dan mobil. Penggunaan sepeda menurun enam persen per tahun, hingga sepeda menghilang sama sekali.

Sekelompok aktivis kemudian melancarkan aksi protes seiring dengan meningkatnya korban kecelakaan lalu lintas akibat kendaraan roda dua dan roda empat di kota itu. Tercatat ada 3.300 kematian pada 1971 dan lebih dari 400 anak tewas dalam kecelakaan lalu lintas tahun itu.

Kelompok aktivis Stop de Kindermoord pada 1970-an mengadakan demonstrasi besar-besaran, termasuk menutup jalan supaya anak-anak bisa bermain dengan aman.

Stop de Kindermoord akhirnya disubsidi pemerintahan Belanda. Mereka mengembangkan ide-ide untuk perencanaan tata kota yang lebih aman. Mereka berhasil memaksa pengendara mobil untuk mengemudi dalam kecepatan yang lambat.

Dua tahun setelah Stop de Kindermoord berdiri, kelompok lainnya muncul, the First Only Real Dutch Cyclists. Mereka meminta pemerintah memberikan lebih banyak ruang untuk bersepeda.

Hingga akhirnya, mereka menggeser kebijakan transportasi dan menjadikan sepeda sebagai transportasi masa depan. Pada 1980-an, kota-kota dan jalanan di seluruh Belanda mulai menyusun perencanaan jalan dan jalur bagi pengendara sepeda hingga sukses seperti sekarang.

Nah, bagi wisata muslim yang sudah tidak sabar lagi ingin menjelajahi Amsterdam dengan sepeda, ikuti Paket Wisata Muslim Eropa Barat yang diselenggarakan Adinda Azzahra. Selain paket wisata, Adinda Azzahra juga menyediakan Paket Umrah Plus Eropa. Tinggal pilih, paket mana yang sesuai. Pastinya, dengan Adinda Azzahra, wisata Anda menjadi lebih tenang dan menyenangkan. Selamat bertadabbur alam![]

News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.