Dari Gereja jadi Masjid Al-Hikmah: Perjuangan Muslim Diaspora di Den Haag Belanda

masjid alhikmah denhaag

ADINDA | Berada di jantung Kota Den Haag, Masjid Al-Hikmah berdiri bukan sekadar sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai penanda sejarah panjang perjuangan komunitas Muslim Indonesia di Eropa. Masjid ini lahir dari kebutuhan nyata diaspora Indonesia yang terus berkembang, sekaligus menjadi simbol adaptasi Islam dalam konteks masyarakat Barat yang plural dan regulatif.

Kisah Masjid Al-Hikmah bermula pada awal 1990-an, ketika komunitas Muslim Indonesia di Den Haag memusatkan aktivitas ibadah di sebuah musholla bernama Al-Ittihad. Seiring bertambahnya jumlah jamaah—terutama mahasiswa, pekerja, dan keluarga Indonesia—ruang ibadah sederhana tersebut tidak lagi mampu menampung kebutuhan umat.

Pada akhir 1995, Persatuan Pemuda Muslim Eropa (PPME) mengambil peran sentral dengan membentuk panitia pembangunan masjid. Upaya penggalangan dana dilakukan secara intensif, melibatkan anggota komunitas, donatur, serta jaringan Muslim Indonesia di Belanda. Namun, tantangan utama bukan hanya soal dana, melainkan juga pencarian bangunan permanen yang memenuhi syarat perizinan ketat pemerintah Belanda, khususnya terkait fungsi bangunan dan izin keramaian.

Wakaf Bersejarah dari Probosutedjo, Pengusaha Indonesia

Di tengah keterbatasan dana—karena harga bangunan yang layak mencapai sekitar 1 juta gulden Belanda—hadir sosok pengusaha Indonesia, H. Probosutedjo. Ia membeli bangunan bekas Gereja Emmanuel pada 1996 dan kemudian mewakafkannya untuk umat Islam Indonesia di Belanda.

Pembelian ini memiliki latar belakang emosional dan spiritual. Probosutedjo tergerak setelah mendengar bahwa kakaknya, RH Haris Sutjipto, yang wafat di Leiden, dirawat dan diurus dengan baik oleh komunitas Muslim Indonesia setempat. Sebagai ungkapan syukur dan penghormatan, bangunan tersebut diwakafkan atas nama almarhum kakaknya.

Langkah ini menjadi solusi besar atas berbagai kendala yang dihadapi komunitas, termasuk perizinan. Bangunan gereja tersebut telah memiliki izin keramaian, sehingga secara hukum memudahkan transformasinya menjadi masjid tanpa harus mengajukan izin baru yang rumit, terutama terkait penggunaan pengeras suara.

Peresmian dan Peran KBRI Den Haag

Masjid Al-Hikmah secara resmi diserahkan kepada komunitas Muslim Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag pada 1 Juli 1996, bertepatan dengan 15 Safar 1417 H. Pada momen inilah masjid diresmikan sebagai pusat ibadah permanen terbesar bagi diaspora Indonesia di Eropa.

Pengelolaan masjid kemudian dikoordinasikan oleh KBRI Den Haag bersama takmir masjid yang dipimpin oleh KH Nur Hasyim Subandi. Model pengelolaan ini memastikan bahwa aktivitas masjid berjalan selaras dengan regulasi setempat, sekaligus tetap menjaga identitas dan kebutuhan spiritual umat Islam Indonesia.

Menariknya, hingga kini Masjid Al-Hikmah tidak menampilkan ciri eksterior masjid pada umumnya, seperti kubah atau menara. Penyesuaian ini dilakukan sebagai bentuk kepatuhan terhadap aturan tata kota Belanda, sekaligus mencerminkan pendekatan Islam yang inklusif dan adaptif.

Arsitektur Interior yang Fungsional dan Bermakna

Di balik tampilan luarnya yang sederhana, interior Masjid Al-Hikmah dirancang fungsional dan mampu menampung hingga sekitar 1.300 jamaah. Bangunan dua lantai seluas kurang lebih 1.000 meter persegi ini membagi kapasitas jamaah dengan proporsi sekitar 800 orang di lantai atas dan 500 orang di lantai bawah.

Tangga penghubung lantai dua terletak di bagian belakang shaf shalat, sehingga tidak mengganggu kekhusyukan ibadah. Plafon melingkar yang tinggi serta penggunaan GRC krawangan pada jendela bagian atas menciptakan kesan ruang yang lapang dan terang.

Mihrab masjid dirancang tanpa sekat pemisah antar lantai, menghasilkan ilusi ruang vertikal yang terbuka dan megah. Desain ini tidak hanya estetis, tetapi juga menegaskan semangat kebersamaan dalam ibadah, selaras dengan karakter komunitas Muslim Indonesia yang menjunjung nilai kekeluargaan.

Pusat Dakwah dan Pemberdayaan Diaspora

Masjid Al-Hikmah berkembang menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial. Program pendidikan Al-Qur’an, kajian rutin setiap akhir pekan, serta pengajian tematik dikelola bersama PPME, PCINU, dan komunitas seperti Tombo Ati. Kegiatan ini mencakup pembinaan pemuda, kajian keluarga, hingga program khusus bagi perempuan.

Masjid ini juga dikenal aktif mendampingi warga Belanda yang memeluk Islam. Setiap tahun, puluhan mualaf mendapatkan bimbingan keislaman dan dukungan sosial, menunjukkan peran Masjid Al-Hikmah sebagai ruang dakwah yang ramah dan membumi.

Dalam lingkup kebangsaan, masjid berkolaborasi erat dengan KBRI Den Haag dalam perayaan Idul Fitri, Idul Adha, serta penyelenggaraan kurban. Kolaborasi ini memperkuat ikatan sosial diaspora Indonesia sekaligus memperkenalkan wajah Islam Indonesia yang moderat dan berbudaya kepada masyarakat Belanda.

Perspektif Wisata Muslim: Catatan Tour Leader

Bagi wisatawan Muslim Indonesia yang berkunjung ke Belanda, Masjid Al-Hikmah kerap menjadi destinasi penting. Hal ini diungkapkan oleh Priyadi Abadi, tour leader wisata Muslim profesional sekaligus Direktur Utama Adinda Azzahra Tour and Travel.

Menurut Priyadi, Masjid Al-Hikmah bukan hanya tempat singgah untuk shalat, tetapi juga ruang refleksi sejarah. “Di sini kita bisa melihat bagaimana Islam tumbuh dengan damai di Eropa, lewat perjuangan komunitas dan kearifan dalam beradaptasi,” ujarnya.

Ia menilai masjid ini memberi pengalaman spiritual sekaligus edukatif bagi jamaah dan wisatawan Muslim, terutama tentang peran diaspora Indonesia dalam menjaga identitas keislaman di luar negeri.

Tak heran jika Masjid Al-Hikmah kerap dimasukkan dalam rute wisata Muslim ke Belanda, khususnya bagi rombongan yang ingin memahami jejak Islam Indonesia di Eropa secara lebih mendalam.

Hingga hari ini, Masjid Al-Hikmah Den Haag berdiri sebagai simbol keteguhan iman, solidaritas komunitas, dan kemampuan beradaptasi umat Islam Indonesia di negeri minoritas Muslim. Dari musholla kecil hingga masjid permanen, dari keterbatasan dana hingga wakaf bersejarah, kisah Masjid Al-Hikmah adalah narasi tentang kebersamaan, ketulusan, dan visi jangka panjang dalam membangun peradaban Islam yang damai dan inklusif.[]

 

News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.