IITCF Membedah Permasalahan Destinasi Eropa


ADINDA| Jakarta–Penyelenggaraan perjalanan wisata ke Eropa mempunyai tingkat kesulitan paling tinggi dibandingkan Asia atau destinasi lain. Makanya perusahaan travel tidak boleh gegabah, sehingga harus menyiapkan tenaga pemandu perjalanan (tour leader) yang andal dan berpengalaman di lapangan.

Menurut Chairman Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) H Priyadi Abadi, penyelenggaraan trip ke Eropa sangat berbeda dengan Asia. Tingkat kerumitannya jauh lebih besar di Eropa. “Makanya, travel yang sudah biasa menyelenggarakan trip Eropa akan lebih mudah menjalankan trip Asia,” ujarnya dalam talk show bertajuk  Europe Sharing Destination di Jakarta, Rabu (21/12/2018).

Priyadi menyebutkan, di balik keindahan tempat-tempat wisata Eropa, ternyata menyimpan berbagai persoalan jika belum memiliki bekal pengetahuan dan pengalaman menjelajahi Benua Biru ini. Karena itu, penyedia jasa perjalanan yang baru membuka trip Eropa harus memperhatikan berbagai aspek sebelum bertindak.

“Kondisi Eropa harus benar-benar dipahami. Time management  harus sangat ketat dijalankan, jika tidak akan berdampak pada pembengkakan anggaran,” ujar dia memberikan salah satu contoh permasalahan yang kerapkali timbul.

Pria yang juga founder dan CEO Adinda Azzahra Travel ini mengakui, kendati sudah berpengalaman puluhan tahun sebagai tour leader, dirinya harus selalu update terhadap kondisi terkini, seperti memanasnya situasi kota Paris, modus-modus kejahatan seiring meningkatnya kriminalitas, maupun perkembangan mutakhir produk-produk branded yang menjadi buruan pelancong Indonesia.

Selain itu, dia harus terjun langsung mengurusi segala kebutuhan peserta trip, mulai dari  bangun pagi sampai peserta kembali ke kamar hotel, memastikan/mencari ruangan santap pagi, mengurusi koper-koper peserta, check out hotel dengan memastikan master bill , lokasi/menu restoran makan siang dan malam, bus yang nyaman dengan segala perlengakapan seperti CD/DVD untuk memutar lagu atau film, lokasi objek wisata, serta masih banyak lagi.

“Sebab, untuk menggunakan pemandu lokal fullday di Eropa akan menambah biaya yang sangat tinggi, terlebih lagi pemandu lokal di Eropa hitungannya per jam, dan itu tak lazim dilakukan oleh travel Indonesia,” ungkapnya.

Dengan fakta-fakta tersebut, papar Priyadi, perusahaan travel harus menyiapkan tour leader yang andal dan berpengalaman di lapangan. Salah satu contoh kecil saja, lokasi toilet pun harus dikuasai karena akan bedampak fatal bila peserta tur sedang ingin buang hajat. Jika tidak itu akan berdampak pada tingkat kepuasan wisatawan, yang itu akan berdampak pada kepercayaan terhadap perusahaan penyelenggara.

“Adanya kasus travel abal-abal, tour leader yang tidak bertanggung jawab, isu keamanan di Eropa harus bisa menjadi pelajaran berharga bagi perusahaan travel untuk meningkatkan kualitas layanan,” ujar dia.Nah, guna meminimalkan persoalan trip ke Eropa, IITCF menggelar

Talk show pada Jumat, 21 Desember 2018, ini bertempat di Muamalat Tower, Kuningan, Jakarta Selatan dengan dua narasumber tour leader senior  berpengalaman, yaitu Rudiana (Founder ITLA) dan Mr. Ivo Kwok (founder Face 2 Face Tourism Educational Management).

Yang menarik dari acara ini menyediakan grand prizesatu paket tur (full package) Jejak-jejak Rosul Cairo – Jordan – Jerusalem, persembahan dari Amoures Tour, Bandung. [Fro]

News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.